waktuku kecil

waktuku kecil

Selasa, 02 Maret 2010

Menu Seimbang

Susunan hidangan yang disajikan diatas meja keluarga dipengaruhi oleh banyak factor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih ditentukan oleh kebiasaan turun-temurun dan menurut kebutuhan kepuasan psikis. Hidangan yang menuruti citarasa dan mempunyai nilai sosial tinggi akan lebih banyak dipilih dibandingkan makanan yang tidak menarik dan dianggap tidak mempunyai nilai sosial yang memuaskan.
Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan mengenai nilai gizi, pertimbangan kebutuhan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan psikis. Tetapi umumnya akan terjadi kompromi antara kebutuhan psikis dan kebutuhan fisiologi tubuh, sehingga terdapat komposisi hidangan yang memenuhi kepuasan psikis maupun kebutuhan fisiologis tubuh. Maka hidangan akan mempunyai sifat lezat disamping mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Susunan hidangan tersebut sering disebut “4 sehat 5 sempurna”
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi yang cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Harus mempunyai kebiasaan makan yang teratur dan bergizi, berolah raga teratur dan tidak merokok. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Jadi meskipun sudah cukup bulan bayi tersebut akan lahir dengan berat badan dibawah 2500 gram atau BBLR. Ibu yang kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI bila kelak menyusui.


A. MENYUSUN MENU
Pemberian makanan yang baik harus memperhatikan kemampuan tubuh untuk mencerna, umur, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil dan menyusui. Secara alami, komposisi zat gizi untuk setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makananmengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang mineral atau vitamin. Beberapa makanan lain mengandung banyak vitamin A tapi tidak atau kurang mengandung vitamin C. dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain, sehingga akan tetap mendapatkan masukan zat gizi yang seimbang.
Telah diketahui secara umum bahwa status gizi pada ibu hamil, sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Oleh karena itu sedini mungkin ibu hamil diberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi yang dapat memenuhi kebutuhan janin dan dirinya dalam masa kehamilannya.
Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi dapat digunakan jagung, ubi jalar, ubi rebus, roti dengan sedikit lapisan selaidan havermut. Untuk pengganti protein hewanidapat digunakan daging, ayam, dan telur.
Makanan yang tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil adalah makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu berlemak, margarine yang berlebihan, makanan yang sudah tidak segar.
Langkah-langkah merencanakan menu untuk kesehatan reproduksi, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. inventarisasi sebanyak mungkin jenis hidangan/ masakan untuk makan pagi, siang, malam, dan selingan untuk memperoleh variasi menu yang lebih banyak. Tetapkan siklus menu misalnya menu untuk lima hari, seminggu atau sepuluh hari.
b. Apabila diperlukan maka variasi menu dapat ditukar tiap enam bulan sekali. Sebagai gambaran penyusunan menu untuk kesehatan reproduksi melingkupi pola menu dan contoh menudapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1. contoh pola menu seimbang untuk ibu hamil dan menyusui
Pagi Pukul 10.00 dan pukul 16.00 Siang Malam
Nasi atau penukarnya 1 gelas Makanan selingan:
• 1 buah pisang, atau
• 1 mangkuk bubur kacang hijau, atau
• Biscuit susu 1 gelas Nasi atau penukarnya 2 gelas Nasi atau penukarnya 2 gelas
Lauk hewani/nabati 1 porsi Lauk hewani 1 porsi Lauk hewani 2 porsi
Sayur 1 porsi Lauk nabati 1 porsi
Sayur 1 porsi
Buah 1-2 porsi Lauk nabati 1 porsi
Sayur 1 porsi
Buah 1-2 porsi


Tabel 2. contoh menu dengan pola makan yang baik
Menu Komposisi
Makan Pagi





Makan siang/malam





Makanan selingan
Nasi
Ikan goreng
Tempe/tahu goreng
Tumis kacang panjang
Buah
Susu/teh
Nasi
Ikan goring
Tahu/tempe bacem
Sayur bobor daun singkong
Papaya/pisang
Susu
Pisang rebus/ubi rebus/kue kering/buah
The manis

 MEMILIH BAHAN MAKANAN
Pemilihan bahan makanan untuk kesehatan reproduksi merupakan kegiatan penting setelah penyusunan menu. Rantai pengadaan bahan makanan yang begitu panjang pada umumnya banyak memberi pengaruh pada keutuhan, kesegaran, dan kandungan-kandungan zat gizi dari bahan makanan.
Berbagai kegiatan dalam rantai pengadaan bahan makanan diantaranya pengeringan (harus sesuai persyaratan agar terhindar dari hama saat dikeringkan), pengangkutan (Pengemasan yang baik dan pengangkutan yang cukup murah agar tidak membuat harga jual meningkat) dan penyimpanan .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan makanan:
 Warna
Beberapa bahan makanan memberi warna tertentu apabila terjadi penurunan kualitas misalnya daging sapi yang seharusnya berwarna merah segar menjadi kebiru-biruan, karena kandungan zat gizinya sudah rusak, demikian juag ikan laut yang sudah lama akan berubah warnanya (insang pucat, mata buram, kulit kebiru-biruan dan lembek). Perubahan warna juga terjadi pada sayuran, dari yang seharusnya hijau segar menjadi kekuning-kuningan atau yang seharusnya kuning menjadi kusam dan kisut. Perlu diwaspadai juga bahan makanan yang diberi zat pewarna, apakah zat pewarna yang digunakan betul2 untuk pewarna makanan. Untuk itu pilihlah makanan yang masih segar dengan kualitas yang baik.
 Bau
Bahan makanan yang berkualitas baik akan memberi aroma yang enak, segar, dan tidak berbau busuk. Karena jika tidak berarti kandungan zat gizinya sudah rusak, selain itu juga dapat menimbulkan keracunan karena sudah terkontaminasi oleh bakteri.

 Mengolah Bahan makanan
Perlu diperhatikan dalam pengolahan bahan makan, antara lain beberapa vitamin mudah larut dalam air pencuci sehingga terbuang, dan beberapa bagian lagi dapat rusak oleh pemanasan dan sinar matahari. Cara memasak yang benar agar berbagai zat gizi tidak hilang dalam proses memasak.


Referensi
Prof Dr Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc, ILMU GIZI untuk mahasiswa dan profesi Jilid I, Dian Rakyat, Jakarta;2004
Gizi dalam kesehatan Reproduksi,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar